Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul menggelar pentas budaya berupa sendratari Sang Ratu di Pantai Cemara Sewu, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Senin (28/9/2020). Pentas Sendratari Sang Ratu akan ditayangkan virtual di channel youtube Pariwisata Bantul. Pentas juga tidak disiarkan secara langsung atau ditonton masyarakat secara langsung mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19.
Kegiatan atraksi wisata diselenggarakan di area pantai Cemoro Sewu yang masuk dalam kawasan Pantai Parangtritis dalam rangka peringatan Hari Pariwisata Sedunia.
Sendratari Sang Ratu merupakan kisah tentang kewibawaan Kanjeng Ratu Kidul sebagai Penguasa Laut Selatan. Cerita berawal dari kemenangan Danang Sutawijaya terhadap Arya Penangsang sehingga diberikan anugrah berupa Hutan Mentaok. Namun dalam perjalanan membangun hutan untuk dijadikan kerajaan, terdapat gangguan dari makluk tak kasat mata.
Melihat kejadian tersebut Ki Juru Mertani menyarankan kepada Danang Sutawijaya untuk bermeditasi. Meditasi Danang Sutawijaya menjadikan samudra bergejolak, sehingga mengundang Kanjeng Ratu Kidul menemui Danang Sutawijaya. Setelah terjadi kontak batin antara Danang Sutawijaya dan Kanjeng Ratu Kidul akhirnya Danang Sutawijaya berhasil mendirikan kerajaan di Hutan Mentaok tanpa ada gangguan yang menghalang. Dan pada akhirnya kerajaan itulah yang menjadi cikal bakal keraton Mataram.
Sendratari ini mengeksplorasi estetika alam Pantai Cemara Sewu dalam estetika seni yang diharapkan bisa menjadi daya tarik destinasi wisata. Adapun untuk seniman yang ambil bagian dalam pementasan kali ini adalah gabungan dari para seniman di Bantul dan ISI Yogyakarta.
Dra. Annihayah , M. Eng selaku Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, menyampaikan “Dinas sengaja menggelar pentas budaya secara tertutup dan baru disiarkan melalui kanal Youtube Dinpar Bantul pada 5 Oktober mendatang”. Alasannya, meski di tengah suasana pandemi Covid-19, jajarannya terus berupaya memberikan semangat kepada para pelaku wisata agar pemulihan perekonomian melalui sektor pariwisata serta edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol di objek wisata terus dilakukan.
“Ini adalah praktik acara yang berkaitan dengan pentas seni. Harapannya bisa ditiru oleh para pelaku seni lainnya, di mana di tengah pandemi Covid-19, kami tetap bisa berkegiatan dengan catatan tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” tutur Annihayah.
Kegiatan pentas secara virtual ini merupakan tapping yang kedua. Sebelumnya, Dinpar Bantul telah menggelar kegiatan pementasan di Gua Selarong. Di gua yang berlokasi di Dusun Kembangputihan, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, para pelaku wisata mementaskan potensi kesenian lokal setempat.
Selain Sendratri dalam video yang bakal tayang di youtube tersebut juga mengkampanyekan program Pranatan Anyar Plesiran Jogja yang diperankan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata serta perwakilan dari Dinas Kesehatan. Di dalam aturan itu terdapat tata cara masyarakat untuk berkegiatan secara produktif. Tidak hanya di objek wisata, tetapi juga saat melaksanakan pentas seni, atau berada di transportasi umum, hotel dan lain sebagainya.
Pentas seni di dua lokasi tersebut digelar dengan tetap berpedoman pada adaptasi kebiasaan baru untuk mencegah penularan Covid-19.
Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul menggelar pentas budaya berupa sendratari Sang Ratu di Pantai Cemara Sewu, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Senin (28/9/2020). Pentas Sendratari Sang Ratu akan ditayangkan virtual di channel youtube Pariwisata Bantul. Pentas juga tidak disiarkan secara langsung atau ditonton masyarakat secara langsung mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19.
Kegiatan atraksi wisata diselenggarakan di area pantai Cemoro Sewu yang masuk dalam kawasan Pantai Parangtritis dalam rangka peringatan Hari Pariwisata Sedunia.
Sendratari Sang Ratu merupakan kisah tentang kewibawaan Kanjeng Ratu Kidul sebagai Penguasa Laut Selatan. Cerita berawal dari kemenangan Danang Sutawijaya terhadap Arya Penangsang sehingga diberikan anugrah berupa Hutan Mentaok. Namun dalam perjalanan membangun hutan untuk dijadikan kerajaan, terdapat gangguan dari makluk tak kasat mata.
Melihat kejadian tersebut Ki Juru Mertani menyarankan kepada Danang Sutawijaya untuk bermeditasi. Meditasi Danang Sutawijaya menjadikan samudra bergejolak, sehingga mengundang Kanjeng Ratu Kidul menemui Danang Sutawijaya. Setelah terjadi kontak batin antara Danang Sutawijaya dan Kanjeng Ratu Kidul akhirnya Danang Sutawijaya berhasil mendirikan kerajaan di Hutan Mentaok tanpa ada gangguan yang menghalang. Dan pada akhirnya kerajaan itulah yang menjadi cikal bakal keraton Mataram.
Sendratari ini mengeksplorasi estetika alam Pantai Cemara Sewu dalam estetika seni yang diharapkan bisa menjadi daya tarik destinasi wisata. Adapun untuk seniman yang ambil bagian dalam pementasan kali ini adalah gabungan dari para seniman di Bantul dan ISI Yogyakarta.
Dra. Annihayah , M. Eng selaku Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, menyampaikan “Dinas sengaja menggelar pentas budaya secara tertutup dan baru disiarkan melalui kanal Youtube Dinpar Bantul pada 5 Oktober mendatang”. Alasannya, meski di tengah suasana pandemi Covid-19, jajarannya terus berupaya memberikan semangat kepada para pelaku wisata agar pemulihan perekonomian melalui sektor pariwisata serta edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol di objek wisata terus dilakukan.
“Ini adalah praktik acara yang berkaitan dengan pentas seni. Harapannya bisa ditiru oleh para pelaku seni lainnya, di mana di tengah pandemi Covid-19, kami tetap bisa berkegiatan dengan catatan tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” tutur Annihayah.
Kegiatan pentas secara virtual ini merupakan tapping yang kedua. Sebelumnya, Dinpar Bantul telah menggelar kegiatan pementasan di Gua Selarong. Di gua yang berlokasi di Dusun Kembangputihan, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, para pelaku wisata mementaskan potensi kesenian lokal setempat.
Selain Sendratri dalam video yang bakal tayang di youtube tersebut juga mengkampanyekan program Pranatan Anyar Plesiran Jogja yang diperankan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata serta perwakilan dari Dinas Kesehatan. Di dalam aturan itu terdapat tata cara masyarakat untuk berkegiatan secara produktif. Tidak hanya di objek wisata, tetapi juga saat melaksanakan pentas seni, atau berada di transportasi umum, hotel dan lain sebagainya.
Pentas seni di dua lokasi tersebut digelar dengan tetap berpedoman pada adaptasi kebiasaan baru untuk mencegah penularan Covid-19.