PERAYAAN PEH CUN
Peh Cun merupakan suatu legenda dari upacara ritual sebagai ungkapan syukur untuk hari yang penuh rahmat dan menjadi tradisi dirayakan oleh bangsa Tionghoa sejak ribuan tahun yang lalu di negeri China. Peh Cun disebut juga Hari Raya Twan Yang ( Duan Wu ) yang diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 kalender Imlek.
Twan berarti lurus, terkemuka, terang, sedang Yang berarti positif / matahari. Jadi Twan Yang adalah saat matahari memancarkan cahaya paling keras ( kulminasi ). Sedangkan Duan Wu berasal dari kata Duan yang berarti awal mula dan Wu yang berarti siang / lima.
Peh Cun berasal dari kata Peh yang berarti dayung / merengkuh dayung dan Cun yang berarti perahu. Jadi perayaan Peh Cun dapat diartikan sebagai hari raya merengkuh dayung perahu. Akhirnya sering ditafsirkan sebagai festival / atraksi lomba perahu berhiaskan ular naga ( liong ) / Festival Perahu Naga ( Dragon Boat Festival ).
Berdasarkan legenda maka pada era / Dinasti Han di Negeri China perayaan Peh Cun dupadukan dengan upacara memperingati Khut Gwan ( Qi Yuan ) seorang negarawan / menteri negara kerajaan yang berjiwa patriot, setia, jujur, dan bijaksana. Beliau juga dikenal sebagai penyair / pujangga pada masa itu. Khut Gwan hidup pada masa Dinasti Cin ( 340 – 238 SM ) yang pada saat itu negera China terbagi menjadi 7 negara yaitu Cee, Cho, Yan, Han, Thio, Gwi, dan Chien. Negara Chien adalah negara yang paling kuat dan agresif. Khut Gwan adalah tokoh negara yang paling berhasil dalam menyatukan 6 negara tersebut menghadapi negara Chien.
Sebagai abdi negara yang jujur, setia, bijaksana, dan berjiwa patriot Khut Gwan menjadi menteri kesayangan raja Cho. Hal ini mengakibatkan pejabat yang lain menjadi iri dan mulai menghasut Raja Cho dengan berbagai fitnah. Fitnah dan hasutan tersebut berakibat melemahnya Pemerintahan Raja Cho sampai akhirnya negara Cho berhsil dihancurkan oleh Kerajaan Chien.
Akibat kekecewaan, keputusasaan, dan kesedihan akhirnya Khut Gwan bunuh diri dengan mencebur ke sungai / Danau Mi Lo. Penduduk yang simpati / mendukung beliau beramai-ramai / berlomba dengan perahu berusaha menyelamatkan beliau namun tidak berhasil dan jenasahnya tidak ditemukan.
selanjutnya oleh penduduk setiap tanggal 5 bulan 5 kalender Imlek diperingati dengan naik perahu menyusuri sungai / danau sambul melemparkan makanan tradisional China sebagai sesaji. Makanan tersebut terbuat dari beras ketan berisi daging ( babi ) / lainnya yang dibungkusdengan daun bambu dan dibentuk kerucut ( segi 3 ) dan diikat dengan benang bewarna lima yang dikenal dengan nama Bak Cang. Selain Bak Cang juga ada makanan tradisional lainnya yang disebut Kue Cang namun tidak berisi daging hanya beras ketan rasanya tawar, biasanya dimakan dengan gula. Konon makanan tersebut dipercaya dapat diterima oleh arwah Khut Gwan dan karena dibungkus dengan daun bambu tidak dimakan ikan / naga.
Disamping itu pada hari Peh Cun oleh sebagian masyarakat juga dipercaya suatu mitos yang unik bahwa pada saat tengah hari sekitar pukul 11.00 – 13.00 orang dapat mendirikan telur yang masih utuh ( mentah ) pada permukaan / alas yang datar. Konon hal ini terjadi karena adanya gravitasi bumi dan bulan pada posisi yang kuat.
Tahun ini Perayaan Peh Cun akan dilaksanakan pada Sabtu, 20 Juni 2015 mulai jam 11.00 di sekitar Pos Induk SAR Parangtritis. Berbeda dari perayaan-perayaan tahun yang lalu, tahun ini Perayaan Peh Cun akan dilaksanakan secara sederhana.