Jakarta, 1 Agustus 2012 --- Pada saat peak season di mana baru saja selesai musim liburan sekolah dan menjelang hari raya Lebaran, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berharap bahwa Wisatawan Nusantara (wisnus) akan meningkat karena nikmatnya jalan - jalan di negerinya sendiri. Dengan meningkatnya pendapatan, jumlah kelas menengah, perbaikan infrastruktur dan meningkatnya penerbangan ekonomis (budget airline), perjalanan oleh wisnus menjadi andalan pariwisata nasional. Jumlah wisnus dan pergerakannya serta pengeluarannya setiap tahun terus meningkat, terutama pada saat liburan sekolah dan hari besar seperti Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Imlek.
Berdasarkan data yang dilansir Biro Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenparekraf jumlah perjalanan wisnus pada 2011 mencapai 236,752 juta, atau di atas target yang ditetapkan sebesar 236 juta perjalanan. Dari perjalanan tersebut total pengeluarannya mencapai Rp 156,89 triliun. Perhitungan pengeluaran ini berdasarkan besarnya pengeluaran per perjalanan sebesar Rp 662.680.
Sementara perjalanan wisnus dalam semester pertama 2012 diindikasikan tumbuh sebesar 3,5%. Indikasi kenaikan salah satunya dapat dilihat dengan kenaikan jumlah kunjungan wisman di beberapa objek wisata seperti Candi Borobudur dan Prambanan, Pulau Komodo, Wakatobi dan munculnya objek wisata baru seperti Trans Studio di Bandung. Untuk Candi Borobudur misalnya, kenaikan kunjungan wisnus antara Januari - Juni 2012 naik 65% menjadi 1.455.418.
Kemenparekraf menargetkan pergerakan wisnus tahun 2012 mampu mencapai 245 juta perjalanan dan target total pengeluaran wisnus sebesar Rp 171,5 triliun (USD 18 miliar) diperkirakan akan tercapai. Nilai pengeluaran wisnus sebenarnya dua kali dari perkiraan perolehan devisa dari wisman, USD 9 miliar.
“Peluang untuk meningkatkan pencapaian wisman yang datang ke Indonesia dan wisnus terbuka lebar karena antara bulan Mei - Agustus adalah masa peak seasonuntuk industri pariwisata di seluruh dunia dan khusus di Indonesia setelah liburan sekolah pada Juni - Juli, libur Lebaran akan jatuh pada pertengahan bulan Agustus ini di mana diharapkan intensitas orang untuk bepergian sekaligus mengunjungi objek wisata lebih tinggi dari biasanya,” papar Menparekraf Mari Elka Pangestu dalam jumpa pers kinerja bulanan di Gedung Sapta Pesona (1/8).
Pengeluaran wisnus ini diyakini mampu menggerakkan perekonomian daerah, karena perjalanan wisnus sebagian besar adalah ke daerah - daerah dengan membelanjakan uangnya antara lain untuk transportasi, akomodasi, makan-minum, serta membeli cinderamata dan oleh - oleh.
Pada liburan hari raya Lebaran, misalnya, masyarakat memanfaatkannya untuk mudik Lebaran di kampung halaman bersama keluarga. Dalam mengisi liburan di kampung halaman biasanya mereka mengunjungi objek wisata di daerahnya bersama keluarga dan sanak saudara, makan - minum, dan berbelanja cinderamata dan oleh - oleh.
Berdasarkan data Pusdatin Kemenparekraf perjalanan wisnus masih didominasi ke tujuh provinsi di Indonesia yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan. “Pada triwulan 2011 yang lalu perjalanan wisnus terbanyak di Jawa Timur mencapai 9,37 juta dengan rata - rata 1,99 kali perjalanan. Menyambut libur Lebaran Kemenparekraf akan proaktif untuk menyebarluaskan informasi mengenai destinasi wisata untuk meningkatkan kunjungan wisnus dan industri wisata juga sudah mengantisipasinya dengan menawarkan paket - paket liburan Lebaran seperti yang ada di Peta Resmi Jalur Lebaran 2012,” kata Mari Pangestu.
Kunjungan Wisman
Sementara itu berdasarkan data terakhir yang dilansir Biro Pusat Statistik (BPS) dan Pusdatin Kemenparekraf, pada periode Januari hingga Juni 2012 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebesar 3.876.310 wisman atau tumbuh 7,75% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebesar 3.597.632 wisman. Pertumbuhan mendekati 8% atau sama dengan tingkat pertumbuhan wisman di Asia Pasifik dan lebih tinggi dari pertumbuhan wisman global di tingkat 5%.
Pertumbuhan wisman pada semester pertama 2012 ini masih didominasi pertumbuhan wisman dari lima negara yakni Singapura sebesar 615.390 wisman atau tumbuh 1,1%, Malaysia 557.413 wisman (10,1%), Australia 422.787 wisman (6,1%), RRT 305.303 wisman (33,5%), dan Jepang 200.093 wisman (5%). Yang perlu dicatat adalah membaiknya kembali pertumbuhan wisman dari Jepang antara lain karena pemulihan perekonomian Jepang dan dimulai kembali penerbangan langsung Haneda - Denpasar oleh maskapai Garuda Indonesia. Pertumbuhan wisman dari negara - negara Eropa terutama Inggris (4,5%) dan Jerman (6,7%) masih baik, walaupun dari Belanda menurun (-2,8%) dan pertumbuhan wisman dari AS (9,9%).
BPS juga melaporkan jumlah kunjungan wisman melalui seluruh pintu masuk bulan Juni 2012 sebesar 695.531 wisman atau tumbuh sebesar 3,13% dibandingkan bulan Juni 2011 berjumlah 674.402 wisman.
Data BPS dan Pusdatin menyebutkan, berdasarkan kebangsaan pertumbuhan tinggi wisman pada Juni 2012 yaitu Mesir sebesar 91,3%, Thailand 29,6%, Arab Saudi 22,3%, Filipina 19,6% dan Rusia 17,9%. Sementara secara kumulatif, wisman bulan Januari s.d. Juni 2012 dibandingkan bulan Januari s.d. Juni 2011 yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah Mesir 45,5%, RRT 33,5%, Bahrain 29,7%, Arab Saudi 21,2%, dan Filipina tumbuh hingga 15,7%.
Menanggapi pencapaian hingga Juni, Mari Pangestu menekankan dua hal. Pertama, adalah bahwa dari segi pola perjalanan memang peak season adalah antara bulan Mei sampai dengan Agustus, yang mencakup sekitar 40% dari jumlah wisman. Maka melihat trend sampai dengan Juni, optimis bahwa target 8 juta wisman untuk 2012 dapat tercapai dan bahkan dapat lebih.
Kedua, bahwa selain berupaya meningkatkan angka kunjungan wisman dan jumlah perjalanan wisnus, Kemenparekraf juga berupaya untuk meningkatkan kualitas berwisata yang salah satunya diukur dengan lama tinggal (length of stay) dan besarnya pengeluaran. “Banyak negara yang kini mulai fokus untuk mengembangkan wisata minat khusus dan tidak hanya terpaku pada peningkatan jumlah wisman semata,” ujarnya.
Menurut Mari, strategi promosi wisata minat khusus perlu semakin ditingkatkan karena potensinya yang besar (antara lain trekking, snorkeling, diving dan golf). Ketika mengunjungi Pulau Derawan dan Pulau Komodo beberapa waktu lalu, ia menilai bahwa dari segi infrastruktur kedua daerah ini siap untuk menyambut wisman dan wisnus yang ingin melakukan wisata minat khusus. “Tinggal bagaimana pemerintah perlu mengambil langkah - langkah untuk meningkatkan konektivitas karena aspek ini juga kunci utama untuk mengembangkan wisata minat khusus dan meningkatkan jumlah wisatawan. Tentu diperlukan promosi untuk menggambarkan apa yang dapat dilakukan di kedua tempat tersebut,” papar Mari Pangestu.
Untuk wisata minat khusus Kemenparekraf sudah dan sedang menyusun program aksi untuk 3 tahun mendatang untuk meningkatkan wisata bahari terutama menyelam, wisata rekreasi olah raga antara lain golf, wisata kapal pesiar, dan wisata MICE. Kemenparekraf berkoordinasi dengan Kementerian lain dan Pemda dan stakeholdersjuga terus berupaya mengembangkan 16 destinasi (lihat lampiran) sehingga akan ada pilihan destinasi yang lebih banyak. (Sumber : Budpar.go.id/Puskompublik)
Bagikan ke
Facebook
Twitter
Google+